Hamil dan Puasa

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Image" Beruntung sekali ibu saat ini ", kata Saya sewaktu memeriksa seorang ibu hamil. " Kenapa ? ", tanya si Ibu dengan rasa ingin tahu. Lalu saya jawab karena sekarang bulan Ramadhan di bulan Ramadhan ibadat sangat di nilai tinggi, namun yang lebih penting kebetulan sekali terjadinya kehamilan di saat-saat bulan Ramadhan. Kesempatan yang sangat baik dan besar untuk mendidik anak yang sedang di dalam kandungan. Di bulan Ramadhan inilah saat yang terbaik memperkenalkan Allah pada bayi yang di dalam dandungan. Dibulan ini pulalah yang terbaikmembaca Al-Quran sehinnga pahalanya berlipat ganda, dan ayat demi ayat yang dibaca sebagai memperkenalkan dan memberikan sentuhan agama pada anak yang didalam kandungan.


Maka selalu dianjurkan pada ibu hamil sewaktu hamilnya membaca surat Yusuf, dengan harapan jika kelak bayinya lahir dapat menyerupai nabi Yusuf yang gagah perkasa dan berwajah tampan, pintar jago mengelola keuangan dan ekonomi negara, seorang ahli kimia yang bisa menyimpan padi dan gandum untuk persiapan 14 tahun, sebagai persiapan menghadapi musim kering dan musim kemarau selama tujuh tahun. Hanya kepintaran nabi Yusuf lah seagai seorang ahli kimia yang dapat menyimpan dan memelihara gandum dan padi sampai belasan tahun tanpa rusak

dan tanpa beracun dan dapat dimakan kembali oleh seluruh penduduk negeri. Karena ketampanan dan keelokkannya Zulaekha yang sangat ayu dan cantik pun tergoda tidak bisa menahan dan mengendalikan nafsunya.

Orang hamil juga dianjurkan untuk membaca surat Maryam, agar jika kelak yang lahir adalah bayi perempuan, dengan harapan dan doa sesuai dengan surat yang dibacanya, kiranya anak yang dikandung kelak lahir dan berbudi serta berperangai seperti Maryam yang suci, catik, elok, dan santun pada semua orang. Dengan membaca ayat demi ayat di bulan Ramadhan dan juga dengan niat mendidik anak dan mendoakan kiranya anak yang terlahir kelak menjadi anak

yang saleh.

Ibu hamil beramal agar bayi mengenal getaran-getaran Allah. Para Ilmuwan sepakat bahwa getaran saat melakukan hubungan suami-istri akan mengimbas pada tingkah polah dan prilaku anak yang akan dilahirkan.

Di bulan puasa orang menjaga sekali apa-apa yang akan dimakannya, tidak ada yang mau mekan makanan yang haram. Dibulan puasa dia harus banyak beribada. Sehingga berbekas pada kandungan sehingga akan dapat anak yang saleh. Karena yang makanan didapat dari yang tak baik akan berpengaruh pada watak anak. Azan memberi getaran pada kalbu anak yang dilahirkan. Getaran-getaran jiwa adalah pendidikan.

Ibu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Ibu harus mengembangkan nuansa agama dan merambah pada pendidikan anak sejak dari pembuahan sampai anak bisa berdiri sendiri dan harus diajarkan Tauhid dan shalat.

Ibu mengajarkan Ad-din pada anak. Tapi berapa banyak ibu yang rusuh melihat anak tak pandai piano, tapi enteng saja perasaannya saat anaknya tak pandai baca Al-Quran dan tak pandai Sholat. Dimanapun ibu berada dia tak bisa lepas kontrol. Walau di kantor dia masih bisa mengontrol anak dan komunikasi tak pernah lepas.

Putra-putri itu adalah bagian kehidupannya, darah dagingnya. Maka jikalau dia marah dia memarahi dirinya sendiri. Dan dengan menyebarkan kasih sayang, berarti dia sedang mengasihi dan menyayangi dirinya sendiri. Hubungan yang abadi itu hanya bisa diatur lewat jalur hubungan agama. Saling mengajak kebaikan, saling berbahasa manis. Dia mengajarkan anaknya ilmu. Ilmu adalah amaliah, amal ilmiah, ilmu yang mencari cahaya Ilahi, bukan sekedar cari

gelar atau cari kekuasan.

Perbedaan lelaki dan perempuan yang menonjol adalah pada kemampuan perempuan

mengandung melahirkan dan menyusukan juga pada perasaan yang lebih halus dan yang kesemuanya membawa mereka mampu menghadapi anak dan mendidiknya, akan sangat tercermin pada kemapuannya mempersiapkan generasi yang akan datan. Syorga dibawah telapak kaki ibu, sabda Rasulullah, berarti Ibu memgang peranan penting dalam mendidik dan memprogram agar anak-anak yang dilahirkan dari rahimnya agar bisa masuk ke dalam syorga.

Kepada rahim kaum perempuan Allah menitipkan janin yang lembut dan lemah di saat-saat pengembangannya. Walaupun ayah dan ibunya menyumbangkan bagian yang sama dalam pembentukan Nucleus Ovum, namun ibu memberikan semua protoplasma yang mengelilingi nucleus.

Pada tahap embrional dari kehamilan, sel telur yang dibuahi tumbuh menjadi mudigah ( embrio ), disitu terjadi pembentukan organ serta trofoblas atu lapisan embrio paling luar yang kemudian membentuk placenta. Sementara itu rahim menjadi semakin besar karena pertumbuhan yang pesat oleh horon Esterogen. Setelah bulan ketiga mudigah mengisi seluruh rongga rahim dan

kemudian kehamilan meningkat ke tahap yang disebut foetal. Pada tahap ini dalam rahim terdapat placenta yang mulai berfungsi dihubungkan oleh tali pusat dengan janin yang terbungkus selaput kandungan dimana di dalamnya terdapat air ketuban.

Pada saat itulah janin dipelihara dengan zat-zat kimiawi yang masuk dari darah ibu melalui membran placenta. Demikianlah seluruh keadan fisioologis dan psikologi mempengaruhi calon anak manusia. Bukan saja yang dimakan ibu, tetapi yang dirasakan baik suka maupun duka, akan mempengaruhi bayi dalam kandungan. Pada saat yang sama, kehadiran si jabang bayi itu mempengeruhi juga ibunya. Maka seharusnya ibu-ibu yang sedang hamil beramal saleh agar

bayinya mengenal getaran-getaran Allah. Dan amal saleh yang paling afdal dan bernilai adalah dalam bulan Ramdhan. Rebutlah kesempatan dibulan Ramdhan ini dan luruskan niat ingin beribadah dan mendidik anak menjadi anak yang saleh, yang akan mendoakan kita kelak.

Untuk semua itu saya terkesan akan sebuah ayat AL-Quran surat Maryam Ayat 21-22 : " Jibril berkata : Demikianlah Tuhanmu berfirman, Hal itu mudah bagi-Ku dan agar dapat kamu menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan " Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya ke tempat yang jauh.

Sumber: isnet.org

Copyright © 2008 - Seribu Cara - is proudly powered by Blogger
All Rights Reserved